Cerita Desa Perak dari Sumbar, Produknya Diminati Orang Eropa dari Zaman Kompeni

Cerita Desa Perak dari Sumbar, Produknya Diminati Orang Eropa dari Zaman Kompeni
info gambar utama

Koto Gadang merupakan sebuah nagari atau desa di Kabupaten Agam, Sumatra Barat yang terkenal dengan kerajinan peraknya. Masyarakat setempat sudah mengenal kerajinan perak ini sejak zaman penjajahan Belanda di abad 19.

Dimuat dari Jurnal Seni Kriya berjudul Eksistensi Kerajinan Perak Koto Gadang Sumatra Barat karya Hendra disebutkan kerajinan perak lahir dan berkembang seiring dengan lahirnya usaha Amai Setia yang didirikan oleh RYK Rohana Kudus.

Mengenal Prosesi ‘Maresek’ dalam Tradisi Pernikahan Adat Minangkabau

Perajin perak yang ada di Koto Gadang memiliki keahlian yang tersiar sampai ke negeri Belanda. Dikatakan oleh Hendra, salah seorang perajin perak yang bernama Datuak Mangkudun mengikuti pameran kerajinan perak yang diadakan di negeri Belanda.

“Sekembalinya dari Belanda, kerajinan perak Koto Gadang semakin berkembang dan banyak menarik minat masyarakat kelas atas seperti warga Belanda,” jelasnya.

Orang Eropa jadi pelanggan

Salah satu sesepuh desa bernama Asri (82 tahun) mengungkapkan pengaruh penjajahan Belanda sangat besar dalam membantu perkembangan kerajinan perak tersebut. Seiring berjalannya waktu, orang Belanda yang ada di Bukittinggi ikut memesan.

Asri mengungkapkan awalnya perajin masih menggunakan peralatan yang sangat sederhana dalam proses peleburan biji perak dan dalam membentuknya. Diperkirakan orang Belanda yang membawa keahlian mengolah biji perak tersebut ke Koto Gadang.

Mengenal Lebih Dalam Tentang Sitinjau Lauik: Tanjakan Adsense dari Sumatera Barat

“Hal ini sangat mungkin terjadi dikarenakan pendudukan Belanda di Indonesia pada zaman dulu meliputi seluruh wilayah NKRI, sehingga mudah sekali bagi mereka untuk membawa suatu kebudayaan dari suatu daerah ke daerah lainnya,” jelasnya,

Asri sendiri mendapatkan kepandaian mengolah kerajinan perak dari ayahnya yang juga seorang perajin perak. Karena sering membantu ayahnya, lama kelamaan Asri sendiri juga bisa membuat berbagai bentuk kerajinan tersebut.

Produk kerajinan

Kerajinan perak di Koto Gadang menghasilkan berbagai bentuk produk. Pada awalnya, para perajin hanya menghasilkan beberapa jenis produk kerajinan yang dipakai oleh anak daro dalam upacara pernikahan yaitu kalung, gelang, dan cincin.

Tetapi dalam perkembangannya anak daro mulai juga memakai subang dan anting yang dipakai secara bersamaan. Semua produk yang dipakai diproduksi sendiri oleh perajin perak Koto Gadang.

Pesona Pantai Batu Kalang Sumatera Barat, Batu Granit Menjadi Ikon

Kerajinan perak di desa ini memiliki keunikan yang terletak pada bentuknya yang halus dan warna yang tidak terlalu berkilau. Hal ini sedikit menimbulkan kesan tidak mencolok mata saat digunakan.

Tetapi eksistensi kerajinan perak di Koto Gadang sekarang makin memudar. Hal ini disebabkan oleh jumlah perajin perak di Koto Gadang sudah berkurang drastis, sehingga tingkat produksi otomatis menurun.

Padahal setiap waktu libur tiba, banyak wisatawan yang datang ke Sumatra Barat secara khusus datang ke Koto Gadang. Dulu, kerajinan perak merupakan sumber penghasilan utama masyarakat sekitar.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini