Indonesia menyimpan beragam ekosistem unik yang menjadi rumah bagi banyak flora dan fauna. Salah satunya hutan kerangas, yakni hutan yang memiliki lahan ekstrem dan rawan atau peka terhadap gangguan seperti kebakaran.
Kata kerangas berasal dari bahasa Dayak Iban yang memiliki arti “Tanah yang tidak dapat ditanami padi”. Sama seperti namanya, hutan kerangas memiliki kandungan tanah yang sangat miskin unsur hara.
Rumah bagi kantong semar
Vegetasi yang mampu bertahan di hutan kerangas umumnya telah beradaptasi secara luar biasa. Salah satu contohnya adalah genus Nepenthes atau kantong semar. Tanaman ini menyerap nutrisi dari hewan dan serangga, alih-alih dari dalam tanah.
Jenis tumbuhan lain yang mampu bertahan hidup di hutan kerangas adalah geronggang (Cratoxylum arborescens). Pohon ini mampu bertahan hidup dari panas dan kekeringan, cepat tumbuh serta dapat hidup di hutan yang pernah terbakar.
Menurut penelitian dari Universitas Sebelas Maret (UNS), hutan kerangas di Taman Nasional Danau Sentarum, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, vegetasi di hutan kerangas terdiri dari 14 jenis pohon.
Sumber tanaman obat tradisional
Sementara itu, hutan kerangas di Pulau Belitung, Bangka Belitung, menjadi sumber tanaman obat tradisional masyarakat lokal. Bersumber dari The Conversation, hampir 100 jenis tumbuhan di hutan ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk obat-obatan.
Beberapa tumbuhan obat itu berasal dari kelompok liana berkayu, yang dikenal dengan istilah “akar”. Akar banar (Smilax barbata) misalnya, dimanfaatkan sebagai obat maag. Mereka juga memanfaatkan tumbuhan jemang (Rhodamnia cinerea) sebagai obat luka luar.
Ada pula tumbuhan keleta’an (Melastoma polyanthum) yang direbus untuk mengobati sakit gigi. Kantong semar juga tak ketinggalan digunakan sebagai obat mata. Masyarakat juga punya cara unik untuk menghilangkan rasa pahit di lidah dengan tumbuhan lepang.
Baca juga Suku Awyu, sang Penjaga Hutan di Balik Kampanye “All Eyes on Papua”
Kelestarian hutan kerangas terancam
Ekosistem hutan kerangas sebagai kawasan lindung saat ini terancam mengalami degradasi. Pepohonan banyak ditebang dan sebagian lahannya dibakar untuk ladang. Menurut Statistik yang Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan (KLHK), hutan kerangas di Kalimantan Tengah telah berkurang seluas 52 persen.
Hutan kerangas selalu berdampingan dengan hutan rawa-gambut yang memiliki manfaat ekologi, ekonomi, hingga manfaat sosial. Jika terjaga dengan baik, hutan kerangas mampu menjadi pengendali banjir, dan tempat tinggal bagi aneka flora dan fauna.
Baca juga Kupu-kupu Raja, Serangga Cantik yang Jadi Indikator Kerusakan Hutan
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News