Berkunjung ke Kotabaru Yogyakarta, Pemukiman Elite Eropa pada Zaman Kompeni

Berkunjung ke Kotabaru Yogyakarta, Pemukiman Elite Eropa pada Zaman Kompeni
info gambar utama

Daerah Kotabaru, Yogyakarta terkenal sebagai kawasan yang penuh dengan bangunan bercirikan kolonial. Rumah-rumah berarsitektur Belanda dengan pilar-pilar raksasa yang berjajar di ruas-ruas jalan Kotabaru.

Dimuat dari Liputan6, Kotabaru termasuk dalam Kecamatan Gondoman. Wilayah dengan luas 70 hektare ini dulu bernama Nieuwe Wijk dan didesain oleh arsitek dari Belanda pada tahun 1917 oleh Thomas Karsten.

Awas, Tempat Wisata di Yogyakarta Ini Tidak Boleh Dikunjungi Bersama Pasangan

“Kotabaru didesain oleh arsitek dari Belanda pada 1800-an untuk hunian pejabat pabrik gula Madukismo dan Sleman,” ujar Lurah Kotabaru, Riyan Wulandari.

Corak bergaya Eropa yang kental terasa di daerah Kotabaru itu bertujuan untuk mengurangi homesick para pejabat Hindia Belanda. Apalagi saat itu, mulai banyak orang Eropa yang ingin menetap di Hindia Belanda.

Kesan mewah

Saat datang ke Kotabaru kesan mewah langsung terlihat dari bangunan-bangunannya. Selain rumah berukuran besar, tata ruang juga membuat Kotabaru layaknya kota-kota maju di dunia kala itu.

Hal ini ditunjukkan dengan artileri, pohon besar, ruas jalan cukup lebar, tanaman berbunga, dan bundaran yang kini dikenal sebagai Stadion Kridosono. Sejumlah bangunan peninggalan Belanda juga masih tetap digunakan.

Bagi Pejalan Kaki, Berikut 4 Kota dengan Jalur Pedestrian Terbaik di Indonesia!

Bangunan Belanda, seperti Gereja Santo Antonius Kotabaru yang berdiri sejak 1926, SMA Bopkri 1 yang sebelumnya merupakan gedung Christelijke MULO, Gedung SMA Negeri 3 yang dulu digunakan untuk AMS.

Gedung SMAN 5 dulu dipakai sebagai Normaalschool, Gedung Kolese Santo Ignatius merupakan bekas kantor Kementerian Pertahanan, Museum Sandi Negara yang sebelumnya menjadi Kantor Kementerian Luar Negeri, dan sebagainya.

Jadi tempat wisata

Wulan menyebut saat ini Kotabaru menjadi kawasan penopang keistimewaan DIY seperti yang tercantum dalam peraturan daerah keistimewaan atau perdais. Tempat ini bisa jadi kunjungan wisata.

Deretan bangunan indis serba putih berderet megah menggambarkan perkembangan yang terjadi di kawasan tersebut. Sehingga membuat daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Kotabaru.

Yogyakarta Royal Orchestra Sambut Hari Penegakan Kedaulatan Negara

Pada 11 Agustus 2023, Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta mengadakan serangkaian acara untuk mengenalkan kawasan Kotabaru. Kegiatan itu diikuti oleh 200 orang yang terbagi lagi menjadi empat kelompok.

“Kegiatan ini menjadi salah satu trigger bagi kami untuk mensosialisasikan bangunan cagar budaya di Kotabaru. Tidak hanya kepada masyarakat yang ada di lingkungan Kotabaru, tapi juga meluas dan masyarakat secara umum bisa memahami bangunan khas indies yang mewarnai bangunan arsitekturnya,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti yang dikutip dari RRI.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini