Pemikiran Progresif Linda Anggrea Pemilik Buttonscarves, Produk Lokal yang Kini Mendunia

Pemikiran Progresif Linda Anggrea Pemilik Buttonscarves, Produk Lokal yang Kini Mendunia
info gambar utama

Busana muslim dan muslimah di Indonesia semakin mengalami kemajuan pesat. Berbagai produk lokal Indonesia kini telah dikenal dunia.

Laporan The State Global Islamic Economy tahun 2018/2019 menungkapkan, Indonesia menduduki sebagai runner-up negara yang mengembangkan fashion muslim terbaik di dunia, setelah Uni Emirat Arab.

Dari penghargaan tersebut dan melihat mayoritas masyarakat Indonesia yang beragama Islam, Indonesia disebut berpotensi untuk menjadi pusat fashion muslim dunia.

Beberapa produk busana muslim di Indonesia yang telah dikenal hingga mancanegara di antaranya, Rabbani, Elzatta, Zoya, Zaskia Mecca (ZM), Dian Pelangi, dan masih banyak lagi.

Wanita Keturunan Indonesia-Malaysia Ini Jadi Peserta Miss Universe Pertama yang Mengenakan Hijab Asal Asia Tenggara

Kini, Indonesia telah menambah daftar produk busana muslim dan kerudung (scarf) lokal premium berkelas internasional dengan kehadiran Buttonscarves.

Buttonscarves telah hadir di Indonesia sejak Maret 2016. Kehadirannya semakin ramai diperbicangkan beberapa tahun belakangan. Hal ini tidak terlepas dari Buttonscarves yang konsisten menciptakan produk berkelas premium dan eksklusif.

“saya ingin memecah paradigma kalau scarf itu hanya di pasar, barang murah, sehingga akhirnya saya bikin suatu prodak dengan penuh cinta, detil,” tuturnya.

Satu buah scarf atau kerudung dibandrol dengan harga sekitar Rp400.000. Meski di beberapa kalangan harga tersebut cukup mahal, akan tetapi, Buttonscarves berhasil membentuk pasarnya sendiri hingga ke luar negeri.

Evolusi Model Hijab di Indonesia, dari Kerudung Selendang sampai Hijab Syar'i

Sosok Linda Anggrea, Pemilik Buttonscarves

Linda Anggrea merupakan pemilik sekaligus sosok kunci di balik merek Buttonscarves. Keberhasilannya membangun brand yang menakjubkan bukan merupakan langkah yang tiba-tiba. Linda disebut telah memiliki keinginan kuat untuk berwirausaha sejak lama.

Linda Anggrea merupakan lulusan dari Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia pada 2013 silam. Saat itu, Linda terlebih dahulu memilih untuk menggali pengalamannya dengan menjadi bagian dari korporasi hingga pemerintahan, sebelum memulai menciptakan produk.

Linda Anggrea tercatat pernah bekerja di Bank Sentral Republik Indonesia atau Bank Indonesia (BI) sebagai Research Fellow selama dua bulan pada tahun 2013. Linda kemudian melanjutkan karirnya dengan bekerja sebagai profesional Pengembangan Bisnis di PT CT Corpora milik Chaerul Tanjung selama beberapa bulan.

Akan tetapi, Linda akhirnya kembali ke Bank Sentral Indonesia sebagai Asisten Manajer untuk PCPM mereka Program dari Desember 2013 hingga Desember 2014. Linda kemudian bertekad untuk membangun produknya sendiri yang dirajut dengan penuh cinta.

Indonesia Jadi Tujuan Wisata Ramah Muslim Terbaik Dunia di Tahun 2024

Nama Buttonscarves tercipta dari ide yang cukup unik.

“Kita dulu sering pilih jawaban lewat kancing baju kan, jadi kunamai Button. Lalu, saat itu produk pertama kali scarf, akhirnya kami modifikasi sampai jadi nama Buttonscarves,” jelas Linda Anggrea, pemilik Buttonscarves, sebagaimana dikutip dari dilansir dari Alanabi ID 'Berhijab Selepas dari Tanah Suci, Kini Membawa Mimpi untuk Dunia'.

"Button (kancing) juga good icon bisa dilihat di mana-mana. Jadi kurasa button selalu ada dalam kehidupan sehari-hari," lanjut Linda.

Perempuan ini juga menginginkan logo Buttonscarves dengan desain yang simpel dan universal. Oleh karena itu, muncul logo seperti angka 8 yang merupakan gabungan dari bentuk B dan S.

"Karena logonya kayak angka 8, ya, filosofinya katanya kalau logonya nyambung, rejekinya bagus, gitu," jelas Linda.

Jakarta Muslim Fashion Week 2024, Langkah Indonesia Jadi Pusat Modest Fashion Dunia

Di awal peluncuran produk, Linda sibuk menggarap semuanya sendiri. Ia bahkan melakukan pematangan pengembangan produk, mempelajari target pasar, hingga membuat situs resmi Buttonscarves.

"Pengembangan produk yang matang, bakal menghasilkan produk yang siap buat diterima target pasar. Jadi sebelum launching, dimatengin dulu. Walau waktu singkat bukan berarti asal-asalan," tegasnya.

Menariknya, konsep pemasaran Buttonscarves cukup unik. Linda memilih untuk mengekspansi pasar digital atau pasar online ketimbang dijual melalui offline.

Menurutnya, dengan sistem pembelian secara online, Linda dapat mengumpulkan banyak data dari perilaku konsumsen yang nantinya digunakan sebagai basis untuk pengembangan produk.

11 Desainer Indonesia Akan Pamerkan Busana Muslim di New York

“Awalnya online karena saya ingin semua orang dapat mengakses. Waktu itu e-commerce belum sebanyak sekarang. Akhirnya saya bikin website. Pokonnya saya mau website yang dapat menerima orderan tidak hanya dari indonesia, tapi dari luar negeri juga. Saya merasa jika kita punya rumah (baca: website) untuk mengumpulkan target customer di rumah kita sendiri, data yang kita punya bisa kita kelola lagi untuk melakka banyak hal lagi,” paparnya, dikutip dari YouTube resmi Rhenald Kasali.

Berkat keberhasilannya mengatur strategi dan menganalisis pola perilaku konsumen, Buttonscarves sekarang telah memiliki 50 toko di Indonesia dan 6 toko di Malaysia.

“Kenapa Malaysia? Karena memang ekspansi global kita pilih yang very similar dengan Indonesia market,” imbuhnya.

Buttonscarves bahkan akan segera meluncurkan gerai di Singapura.

Fahmi Hendrawan, Sosok Inspiratif di Balik Kesuksesan Bisnis Fesyen Muslim Pria

Produk-Produk Buttonscarves

Meski bernama scarves, Buttonscarves saat ini telah berhasil mengeluarkan berbagai produk, tidak hanya untuk perempuan tetapi juga untuk laki-laki.

Buttonscarves saat ini tidak hanya menjual hijab, tetapi juga berbagai produk fesyen lain, seperti sepatu, tas, mukena, dress, pakaian pria, hingga produk kecantikan.

Meski demikian, langkah untuk ekspansi di berbagai kategori dilakukan dengan hati-hati dan penuh pertimbangan. Menurut Linda, sebuah brand dapat menciptakan banyak kategori saat salah satu produknya berhasil menjadi pondasi yang kuat.

“Untuk bisa membangun sebuah brand, kita dari stong dulu di satu kategori.”

Buttonscarves juga tercatat telah melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak dari lokal hingga internasional. Buttonscarves pernah berkolaborasi dengan Disney untuk menciptakan produk seri mermaid. Selain itu, Buttonscarves juga berkolaborasi dengan Garuda Indonesia untuk membuat produk fashion tematik, dan kolaborasi dengan pihak-pihak lain, seperti Dian Pelangi, Siti Khadijah, Allyssa Hawadi, hingga Jovian.

Buttonscarves juga berhasil menggaet model Internasional, Halima Aden dari Afrika untuk merepresentasikan Buttonscarves dalam runway Istanbul Modest Fashion Week (IMFW) yang digelar 25-27 April 2024 di Fişekhane-Gallery, Istanbul. Saat ini, Halima menjadi ikon Buttonscarves untuk koleksi The Crown Series.

Kisah Alfira Oktaviani, Pendiri Semilir Ecoprint yang Go International dengan Produk Fesyen Lokal Ramah Lingkungan dan Bekelanjutan

Dilansir dari berbagai sumber.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini