Inspiratif! Bagoes Kresnawan Jadi Ahli Audiovisual Andal Berbekal Pengalaman

Inspiratif! Bagoes Kresnawan Jadi Ahli Audiovisual Andal Berbekal Pengalaman
info gambar utama

Malang melintang di dunia musik sebagai anak band membuat Bagoes Kresnawan lekat dengan dunia seni. Soal menggebuk-gebuk drum adalah barang biasa bagi Bagoes berhubung ia bermain sebagai drummer bersama band AlterEgo, grup musik asal Yogyakarta sejak 2000-an.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir jalan karier pemilik alias Bagustikus itu sedikit berbeda. Masih berkecimpung di dunia seni, tetapi saat ini ia lebih dikenal sebagai sutradara. Berbagai produk audiovisual apik diciptakan yang membuat namanya lebih dikenal.

Bagoes mulai tertarik dengan dunia rekam audiovisual pada awal 2010-an. Memang, saat itu perkembangan teknologi sedang beranjak maju dengan semakin banyaknya gawai yang memiliki fitur canggih kamera video. Langkah berani pun ia ambil dengan menjual beberapa alat musik agar bisa mendapat modal untuk membeli kamera.

Perjalanan belajar dari satu titik ke titik lain pun dirasakan. Pengalaman demi pengalaman juga didapat. Dari mulai membantu Erix Soekamti membangun Euforia Audiovisual yang merupakan rumah produksi manajemen band Endank Soekamti, sampai mendirikan Hunting Pasar, komunitas fotografi jalanan. Lewat itulah ia belajar dan meningkatkan skill baru di dunia seni rekam.

Belajar Lewat Pengalaman

Kawan GNFI, coba tengok akun Instagram @foodpatrol.documentary. Postingan video yang estetis nan elegan bertemakan kuliner tersaji dalam akun tersebut.

Bila dicermati profil akun Instagram tersebut tampak ada tulisan, “Bukan food blogger / reviewer”, yang menegaskan indahnya pengambilan gambar memang bukan dari reviewer kuliner seperti yang sedang gandrung dewasa ini. Lalu siapakah pemilik akun tersebut? Bagoes Kresnawan alias Bagustikus jawabannya.

Dari hasil karya videonya, Bagoes tampak terlihat pro dan tidak asal-asalan. Menjadi sangat menarik karena ia tidak mendapatkan teori pembelajaran dunia rekam audiovisual secara formal. Autodidak atau belajar mandiri dari pengalaman menjadi senjata Bagoes untuk mencurahkan karya-karyanya yang bermula dari dunia musik dan kini audiovisual.

“Aku tidak sekolah musik, aku tidak sekolah film, aku tidak pernah mengenyam pendidikan non-formal tentang film ataupun audiovisual. Jadi yang aku lakukan pure apa yang terus kemudian tanganku, mataku, dan semua indera itu bisa melakukannya,” ucap Bagoes dalam bincang-bincang bersama Good News From Indonesia beberapa waktu lalu.

Meskipun dipandang sebagai ahli, Bagoes sadar tumbuh sampai titik ini karena bekal pengalaman. Oleh karena itulah ia seringkali memberi disclaimer bahwa pengalaman murni menjadi modal dirinya untuk menjadi ahli dari bidang yang digelutinya saat ini.

“Ada workshop atau aku jadi pembicara, aku selalu ngomong disclaimer di awal bahwa aku tidak sekolah film dan semua yang aku sampaikan based on pengalamanku,” katanya lagi.

Karya demi karya telah diciptakan Bagoes. Selain dengan Food Patrol-nya, ia juga dikenal membuat video klip lagu "Di Sayidan" milik Shaggydog dan menggarap film pendek Rumit The Series (2021) serta Unity In Love (2022).

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dimas Wahyu Indrajaya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dimas Wahyu Indrajaya.

Terima kasih telah membaca sampai di sini