Inovasi Pendidikan di Flores, Unimof Terapkan Pembayaran UKT dengan Hasil Bumi

Inovasi Pendidikan di Flores, Unimof Terapkan Pembayaran UKT dengan Hasil Bumi
info gambar utama

Universitas Muhammadiyah Maumere (Unimof), yang terletak di Flores, Nusa Tenggara Timur, telah lama dikenal sebagai institusi pendidikan yang berusaha untuk beradaptasi dengan kebutuhan lokal masyarakatnya. Di daerah di mana mayoritas penduduknya adalah petani, akses ke pendidikan tinggi seringkali terhambat oleh kendala ekonomi.

Menyadari hal ini, Unimof mulai menggagas kebijakan yang memungkinkan pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) menggunakan hasil bumi.

Kebijakan ini mulai dirintis pada awal tahun 2020 sebagai respons terhadap pandemi COVID-19 yang memperparah kondisi ekonomi banyak keluarga petani. Unimof melihat bahwa penurunan pendapatan keluarga petani akibat pembatasan sosial dan gangguan rantai pasok dapat mengancam kelangsungan pendidikan mahasiswa.

Dengan menerima hasil bumi sebagai alternatif pembayaran UKT, universitas berharap dapat mengurangi beban finansial dan mencegah putusnya pendidikan mahasiswa.

Implementasi kebijakan ini melibatkan beberapa langkah penting. Pertama, Unimof menetapkan nilai tukar hasil bumi berdasarkan harga pasar lokal yang berlaku. Setiap jenis hasil bumi, seperti beras, jagung, kopi, dan kakao, memiliki nilai tukar tertentu yang disesuaikan dengan kualitas dan kuantitasnya.

Mengulas Pengelolaan Pendidikan di Indonesia, Semakin Meningkat atau Justru Meredup?

Mahasiswa atau keluarga mereka dapat membawa hasil bumi langsung ke universitas atau melalui titik pengumpulan yang telah ditentukan. Hasil bumi ini kemudian dievaluasi untuk memastikan kualitasnya sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Setelah diterima, hasil bumi disimpan dan diolah oleh universitas. Mereka kemudian menjual hasil bumi ini ke pasar lokal atau melalui kerja sama dengan koperasi dan distributor untuk memastikan aliran pendapatan yang stabil.

Kebijakan tersebut menawarkan berbagai manfaat dan keuntungan. Dengan skema ini, mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu dapat tetap melanjutkan pendidikan tanpa harus membayar dengan uang tunai, mengurangi risiko putus kuliah yang sering terjadi karena alasan finansial.

Universitas juga berperan aktif dalam membantu pemasaran hasil bumi petani lokal, yang pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Selain itu, kebijakan itu menunjukkan kemampuan universitas untuk berinovasi dan beradaptasi dengan kondisi lokal, menawarkan solusi yang lebih inklusif dan memberdayakan.

Namun, ada beberapa tantangan dan kritik terhadap kebijakan ini. Harga hasil bumi yang tidak stabil dapat menyebabkan kesulitan dalam menentukan nilai tukar yang konsisten, mengakibatkan potensi ketidakadilan dalam penilaian hasil bumi yang diterima.

Universitas juga perlu memiliki infrastruktur yang memadai untuk menyimpan dan mengelola hasil bumi agar tidak rusak atau hilang, termasuk fasilitas penyimpanan yang baik dan sistem distribusi yang efisien.

Selain itu, ada kekhawatiran bahwa universitas mungkin akan terlalu fokus pada aspek pengelolaan hasil bumi, mengalihkan perhatian dari tugas utama mereka dalam menyediakan pendidikan berkualitas.

Beberapa pihak juga mungkin menganggap kebijakan ini sebagai langkah mundur dari modernisasi dan digitalisasi pendidikan yang seharusnya didorong lebih kuat.

Urgensi Kuliah, Hanya sebagai Pendidikan Tersier?

Kawan GNFI, kebijakan pembayaran UKT menggunakan hasil bumi di Unimof merupakan langkah inovatif yang diambil untuk menjawab tantangan lokal dengan solusi yang adaptif dan kontekstual. Meskipun memiliki tantangan dan risiko, kebijakan ini membuka peluang besar bagi peningkatan aksesibilitas pendidikan dan pemberdayaan ekonomi lokal.

Keberhasilannya sangat bergantung pada manajemen yang efektif, transparan, dan dukungan dari semua pemangku kepentingan. Jika kebijakan ini dapat berjalan dengan baik, tidak hanya akan menjadi solusi bagi Unimof dan masyarakat Flores. Namun, juga dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia yang memiliki kondisi serupa, memperkuat semangat inklusivitas, dan keberlanjutan dalam pendidikan tinggi di Indonesia.

Sumber:

  • https://www.kompas.com/tren/read/2024/05/31/140000865/sejarah-bayar-ukt-pakai-hasil-bumi-di-universitas-muhammadiyah-maumere

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini