Jangan Menutup Mata, Hak Hidup Juga Melekat pada Tumbuhan dan Hewan

Jangan Menutup Mata, Hak Hidup Juga Melekat pada Tumbuhan dan Hewan
info gambar utama

Semua mata dunia saat ini mengacu pada teknologi AI (Artifical Intelligence) adalah kecerdasan buatan yang secara singkat bertujuan untuk membantu pekerjaan manusia. Salah satu contoh hasil dengan penggunan AI adalah Robot ASIMO dari Honda.

Robot ASIMO mampu melakukan aktivitas layaknya manusia yang sudah dibekali alogaritma seperti indra pada manusia. Robot yang di rilis oleh perusahaan terkemuka Honda tersebut sebenaranya sudah dirancang dari tahun 2000-an.

Konsep ASIMO ialah ingin mengaktualkan tokoh kartun familiar Astro Boy. Yah, tentu saja masih banyak hal lain teknologi dengan penggunaan AI seperti Lending AI, Stability AI, Deep 6 AI, Shield AI, dan lain sebagainya.

Namun, yang perlu digarisbawahi dengan meningkatnya perkembangan teknologi, tidak berdampak secara signifikan dan bahkan cenderung menurunkan nilai kelestarian lingkungan.

Analisa dan Realitas yang Terjadi Saat Ini

Analisa pertama dalam penggunaan AI untuk membuat sebuah program tentu membutuhkan energi yang besar (listrik). Hal tersebut sangat tergantung dengan kapasitas database. Semakin kompleks fungsi dari alat yang ingin dibuat, semakin besar daya listrik ataupun karbondioksida yang dibutuhkan. Secara otomatis akan berdampak besar terhadap emisi karbon.

Analisa berikutnya, hadirnya teknologi AI yang semakin komplit dalam fungisnya mengakibatkan manusia selaku customer atau pengguna utamnya menjadi bergantung, yang berdampak timbulnya malas, kurangnya interaksi sosial, dan secara otomatis manusia acuh terhadap lingkungan, ekologi ataupun ekosistem alam.

Menambah Wawasan Lingkungan Hidup Siswa SDN Rejoso dengan Penanaman TOGA dan Vertikultur

Memang benar dengan adanya AI sangat membantu dan mempercepat penyelesaian pekerjaan manusia, namun hal yang perlu diketahui ialah dampak kedepannya. Meski teknologi AI tidak mungkin akan dihindari. Namun, sebagai manusia yang kelanjutan hidupnya sangat bergantung dengan alam, sudah seharusnya kesinambungan antara teknologi dan ruang kelestarian alam berjalan seimbang.

Caranya ialah menggunakan teknologi yang berbasir AI atau sistem dengan menggunakan sumber daya yang tidak merusak lingkungan (dalam jangka panjang).

Contoh sederhana dari dampak teknologi yang paling nyata ialah handphone, salah satu alat yang wajib dalam genggaman seseorang. Dengan banyaknya ragam feature yang ada di handphone, sangat menunjang dan memanjakan seseorang, bagaimana tidak sekarang seseorang dengan mudah untuk membeli sesuatu hanya dengan sekali klik.

Semisal seseorang saat pagi lapar dan ingin makan, opsi yang paling simpel dan rata-rata di era saat ini adalah pesen lewat aplikasi di handphone dan setelah datang makanan yang dipesan hal yang dipastikan tidak akan pernah ketinggalan adalah plastik.

Kasus yang Perlu untuk Segera Diatasi

Dampak plastik sangatlah besar pada lingkungan, karena plastik adalah salah satu benda yang sangat sukar terurai mau di bakar ataupun di timbun dalam tanah, plastik tetaplah ada. Bisa di lihat efeknya di kota-kota besar terjadinya banjir. Belum lagi banyak ikan di sungai yang berkurang ekosistemnya karena habitatnya terpengaruh dari zat yang ada pada plastik yang dibuang oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab.

Juga dengan kkasus penebangan pohon secara liar yang masih sering terjadi di wilayah hutan di Indonesia. Belum lama ini telah terjadi kasus penebangan pohon liar di wilayah Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 15 Mei 2023, dengan luas kawasan penebangan pohon mencapai 1,5 ha (ppid.menlhk.goid).

Aplikasi POLIS Permudah Pelayanan Jasa Laboratorium Lingkungan Pontianak

Tentu saja, ini berimbas pada ekosistem hewan dan tumbuhan yang ada di kawasan hutan tersebut. Peningkatan teknologi yang masif masih belum berimbas secara baik pada perilaku seseorang. Padahal hewan dan tumbuhan sama halnya seperti manusia, yang memiliki hak untuk hidup dan lestari untuk perkembangbiakannya.

Tuhan telah menciptakan alam dan segala isinya tanpa ada kekurangan sedikit pun. Kita memiliki hak kodrat sama sejak lahir di dunia. Hal tersebut menjadi lebih detail lagi ketika masuk di dalam agama, baik Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, Konghucu, dan agama kepercayaan di beberapa daerah yang ada di Indonesia. Semuanya dipastikan untuk bersikap damai, saling toleransi, dan menjaga alam satu sama lain.

Untuk itu, manusia selaku makhluk hidup yang dibekali oleh Tuhan panca indera paling komplit dengan adanya pemikiran yang luar biasa, sudah seharusnya memikirkan hal yang paling intens pada ekosistem di bumi yang ia pijak sebelum membuat terobosan baru. Dalihnya untuk kemajuan hidup dan kemakmuran rakyat yang nyatanya sampai sekarang tidak berimbas dengan semestinya.

Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Keberlanjutan Lingkungan, Tanggung Jawab Kenegaraan



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

J(
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini