Sosok Ibrahim Baswedan, Pemilik Ribuan Hektare Tanah Surabaya, Dihibahkan untuk UNAIR

Sosok Ibrahim Baswedan, Pemilik Ribuan Hektare Tanah Surabaya, Dihibahkan untuk UNAIR
info gambar utama

Kelompok Arab sejak abad ke 19 telah mendapatkan posisi terhormat di Surabaya, salah satunya adalah Ibrahim Baswedan. Pria yang merupakan paman dari Abdurrahman Baswedan (kakek Anies Baswedan) ini adalah tuan tanah dari Surabaya.

Ditulis oleh Purnawan Basundoro dalam A.R Baswedan: dari Ampel ke Indonesia, sosok Ibrahim Baswedan ini mendirikan pabrik tekstil pada 1938. Dirinya juga merupakan developer tangguh yang bisa bersaing dengan orang Eropa.

Sosok Haji Rasul, Pemikir Islam Moderat yang Diasingkan Belanda ke Sukabumi

Ibrahim Baswedan juga pemilik gedung Bioskop Alhambra. Dirinya juga dikenal sebagai tuan tanah dan memiliki tanah partikelir ribuan hektare. Tanahnya membentang mulai dari Bagong, Gubeng, sampai Karangmenjangan.

“Sebagian tanah yang dia miliki kemudian dikembangkan menjadi pemukiman elit (real estate), yaitu tanah Bagong bagian utara yang berbatasan dengan kawasan Gubeng dan berbatasan dengan rel kereta api di sebelah timur,” tulisnya.

Tanah dijarah

Pada 1940, Ibrahim Baswedan meninggal dunia. Tanah miliknya yang sangat luas ada yang diserahkan kepada pemerintah (Hindia Belanda saat itu). Tetapi lebih banyak yang terbengkalai karena diduga ahli waris tak bisa mengelolanya.

Tanah Ibrahim Baswedan yang terletak di Gubeng Terowongan sampai Gubeng Klingsingan, pada tahun 1950-an dijarah oleh para pemukim liar. Penjarahan tanah di tempat tersebut sempat memicu perkelahian antar penjarah.

Sosok Jaka Tingkir, Ulama Alim yang Jadi Raja Pertama Kerajaan Pajang

Dijelaskan oleh Purnawan. hal tersebut terjadi dikarenakan provokasi-provokasi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) yang saat itu sangat kuat di kota Surabaya. Sehingga membuat rakyat kelas bawah berani menjarah tanah tersebut.

“Penjarahan tanah milik Ibrahim Baswedan di Gubeng Trowongan sampai Gubeng Klingsingan dilakukan oleh rakyat kelas bawah yang mendapat dukungan dari PKI,” paparnya.

Aset yang tersisa

Beberapa tanah yang dimiliki oleh Ibrahim Baswedan ada yang diambil oleh Pemerintah Indonesia pasca kemerdekaan. Tanah itu kemudian dijadikan oleh Pemerintah Kota Surabaya sebagai kawasan Universitas Airlangga.

Sementara itu, rumah Ibrahim Baswedan kini menjadi rumah sakit Al-Irsyad Surabaya. Rumah sakit yang berada di Jalan KH Mansyur 210-214 itu awalnya dihibahkan oleh keluarga Ibrahim Baswedan.

Buya Hamka dan Perannya Ketika Memilih Bersahabat dengan Jepang

“Rumah sakit itu dulu milik keluarga Baswedan,” ungkap Abdullah Baraja, ketua pembina Yayasan RS Al-Irsyad.

Ruang tengah gedung itu dulu adalah ruang keluarga Ibrahim Baswedan. Saat ini menjadi ruang tunggu pasien. Di bagian sisi gedung terdapat enam kamar yang dulu dipakai keluarga Baswedan.

Gedung ini ditetapkan sebagai cagar budaya pada 1966. Melalui Surat Keputusan Wali Kota Surabaya Soenarto Soemoprawiro. Pihak yayasan tidak diperbolehkan mengubah struktur bangunan RS tersebut.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini