Pelestarian Budaya dalam Bahasa Daerah: Ngamumule Basa Sunda Mieling Basa Indung

Pelestarian Budaya dalam Bahasa Daerah: Ngamumule Basa Sunda Mieling Basa Indung
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

Bahasa merupakan bentuk komunikasi antara individu dengan individu atau kelompok. Bahasa digunakan untuk menyampaikan pikiran, ide dan gagasan.

Menurut Rina Devianti, dalam melakukan komunikasi, ada sebuah sistem atau lambang yang disepakati oleh pihak-pihak yang berkomunikasi, baik sistem tanda atau lambang. Sistem atau lambang tersebut memiliki nilai dan acuan yang sama bagi pemeran dalam melakukan komunikasi.

Bahasa sebagai sistem simbol dalam berkomunikasi akan sangat berfungsi apabila pikiran gagasan, konsep yang diacu atau diungkapkan melalui kesatuan dan hubungan yang bervariasi dari sistem simbol itu dimiliki bersama oleh penutur dan penanggap tutur.

Bahasa itu sendiri sebagai sistem yang kita warisi atau peroleh dari kebudayaan atau kebiasaan masyarakat yang melekat di tempat kita hidup. Bahasa itu sudah sangat kuat sehingga individu tidak bisa mengubahnya.

Banyak teori yang mencoba menerangkan hubungan antara Bahasa sebagai sistem simbol dengan fungsi-fungsi mental dan struktur-struktur kognitif dari pemakainya.

Monday Blues: Fenomena Stres Kembali Bekerja di Hari Senin

Setiap kelompok sosial mempunyai ciri khusus, walaupun satu sama lain ada kode linguistik yang bersamaan.

Setiap anggota masyarakat ujaran memiliki kebersamaan dalam perangkat-perangkat budaya, seperti politik dan etik, kebersamaan dalam mengklarifikasikan gejala-gejala itu serta makna yang diberikan terhadap klarifikasi ini.

Masyarakat ujaran diikat kebersamaan dalam sejarahnya sendiri dan menyepakati sistem nilai budaya mereka.

Mereka tidak hanya mengetahui cara yang baik dan salah dalam melakukan sesuatu, seperti berpakaian, makan, minum, dan bagaimana mendidik anak-anak mereka tetapi mereka juga mempunyai cara yang khusus dalam melakukan semua itu.

Mereka juga memiliki cara sendiri dalam mengomunikasikan semua itu dengan perantaraan bahasa.

Jawa barat merupakan daerah pengguna bahasa Sunda, dilansir dari petabahasa.kemdikbud.go.id bahasa Sunda dituturkan oleh masyarakat yang bermukim di Pulau Jawa bagian Barat. Bahasa Sunda tersebar ke beberapa daerah, misalnya di Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Lampung, Bengkulu, dan Sulawesi Utara.

Seiring berjalannya waktu, penggunaan bahasa Sunda mulai memudar, hal itu disampaikan oleh Guru Besar Universitas Padjajaran di Bidang Linguistik, Prof. Cece Sobarna, menurutnya hal itu menjadi wajar dan alamiah jika bahasa Sunda mulai saat ini sudah ditinggalkan dan tidak menjadi bahasa utama dalam kebutuhan berkomunikasi warga di Jabar.

Menurutnya, masyarakat yang beribu kota di bandung itu lebih dominan menggunakan bahasa Indonesia untuk saling berkomunikasi. Hal ini wajar bagi Prof. Cece karena bahasa Sunda bukan Bahasa yang mudah dipahami jika menjadi Bahasa utama.

“Jadi memang ini satu hal yang alamiah dan wajar, karena sesuai dengan keperluan komunikasi. Jadi kalau terjadi penurunan, ini memang sesuai dengan fungsi bahasa daerah yaitu sebagai Bahasa kedua,” tutur Prof. Cece yang dilansir dari detikjabar.

Kelas Bercerita Jadi Program Mahasiswa KKN Undip, Kembangkan Potensi Public Speaking Anak

Modernisasi menggerus kedudukan Bahasa Sunda. Ia menuturkan, bahasa Indonesia digunakan di luar ruang lingkup lingkungannya. Seperti halnya menggunakan media sosial, untuk saling berkomunikasi pasti menggunakan bahasa Indonesia.

Meskipun begitu, sebagian warga kota kembang itu dalam kehidupan sehari-harinya masih ada yang memertahankan bahasa Sunda dalam komunikasinya. Akan tetapi, penggunaan bahasa Sunda hanya dalam lingkup kampung halamannya saja.

“Karena mereka di lingkungannya, misalkan di rumah itu pakai bahasa Sunda komunikasinya. Tapi di luar, menggunakan bahasa Indonesia. Pengamatan sekilas saya begitu. Karena ini balik lagi soal kebutuhan berkomunikasi aja sesuai dengan konteks pembicaraan. Kalau lingkup kecil, di keluarga misalnya, itu oke. Tapi kalau di ruang publik, Kembali ke kebutuhan untuk semua,” tuturnya.

“Beda ceritanya kalua orang itu tinggal di desa. Kalua dia ngobrol pakai bahasa Indonesia kan jadi aneh yah. Tapi kalau di kota mah lumrah. Jadi akhirnya, orang yang ngomong Sunda juga kenapa bisa berkurang karena memang faktornya demikian,” kata Prof. Cece menambahkan.

Kebudayaan mempunyai beberapa fungsi yang dapat dirasakan oleh masyarakat. Fungsi utama kebudayaan sendiri adalah untuk mempelajari warisan dari nenek moyang, kemudian generasi selanjutnya perlu meninjau, apakah warisan tersebut perlu diperbarui atau tetap dilanjutkan dan apabila ditinggalkan maka kebudayaan tersebut dapat rusak.

Untuk menjaga warisan budaya agar tidak rusak dapat dilakukan dengan melestarikan budaya itu sendiri. Pelestarian budaya memang sangat perlu dilakukan.

Konten kreator TikTok Iggy Dzu dan Arafiaasunda mencoba melestarikan budaya bahasa Sunda sekaligus mengenalkan budaya itu kepada khalayak ramai. Menyampaikan isi konten menggunakan bahasa Sunda.

Bahasa Sunda merupakan bahasa yang sangat kaya, penempatan kata sangat diperhatikan, bagaimana ketika berbicara kepada orang yang lebih tua, sebaya, maupun yang lebih muda.

A Haunting in Venice: Cerita Detektif Berbalut Horor Agatha Christie Kembali ke Layar Kaca

Sebagai contoh, kata “neda” dan “mios” merupakan kata yang sangat sopan, biasanya digunakan untuk menyampaikan pembicaraan kepada siapapun lawan bicaranya. Penuturan kata neda dan mios ini sangat berdampak pada perilaku, biasanya akan dianggap memiliki akhlak yang sangat baik.

Selanjutnya penggunaan kata “dahar” dan “indit” merupakan kata yang kasar, biasanya digunakan untuk berbicara kepada orang yang sebaya. Penuturan kata dahar dan indit ini biasanya diucapkan karena kedekatan antara individu dengan individu yang lainnya.

Hal ini dianggap wajar, namun bila diucapkan kepada orang yang lebih tua, maka akan berdampak pada penilaian orang tua itu sendiri, bisa jadi akan dianggap tidak memiliki tata krama dalam berbicara.

Kemudian penggunaan kata “tuang” dan “angkat” merupakan kata yang lembut, biasanya digunakan untuk mennyampaikan maksud kepada orang yang lebih muda. Penuturan kata tuang dan angkat ini secara tidak langsung akan mengajarkan orang yang lebih muda mengenal dan memiliki sopan santun ketika menuturkan bahasa untuk merespon.

Kawan GNFI bisa mempelajari bahasa Sunda dengan cara membaca kamus, melalui lagu, maupun konten TikTok atau Instagram.

Mari menjaga dan melestarikan budaya, jika tidak oleh kita sendiri, akan dilestarikan oleh siapa? jika tidak sekarang, kapan akan melestarikan budaya?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini