Menurut sebuah studi, Kekalahan Napoleon Bonaparte sebagian besar disumbang oleh kondisi basah dan berlumpur medan perang yang disebabkan oleh letusan gunung vulkanik raksasa di Indonesia.
Kejadian yang mengubah nasib sejarah Eropa tersebut terjadi dua bulan sebelumnya saat Gunung Tambora meletus di pulau Sumbawa, Indonesia pada tahun 1815. Letusan tersebut sangatlah besar hingga memakan korban lebih dari 100,000 jiwa dan menyemburkan abu yang sangat banyak hingga 62 mil ke udara.
Disebutkan oleh seorang peneliti dari Imperial College London bahwa abu bermuatan listrik "hubung pendek" ionosfer, lapisan atmosfer atas merupakan komponen dalam pembentukan awan.
Dimana menghasilkan formasi awan yang membawa hujan deras di seluruh Eropa yang kemudian menyumbang peran dalam kekalahan tentara Perancis yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte.
Peneliti bernama Dr. Matthew Genge mengatakan: "Sebelumnya, para ahli geologi mengira abu vulkanik terperangkap di atmosfer yang lebih rendah, karena semburan vulkanik naik dengan ringan. Hasil penelitian saya, ternyata menunjukkan bahwa abu tersebut dapat menyembur ke atmosfir atas oleh dorongan elektrik."
Serangkaian eksperimen dan simulasi komputer menunjukkan bahwa partikel vulkanik bermuatan lebih kecil dari 0,2 juta meter dalam diameter dapat didorong ke ionosfer selama erupsi besar.
Di sana, mereka mengganggu arus listrik di ionosfer, yang mengarah ke tingkat pembentukan awan dan hujan yang tidak biasa, menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Geology.
Gangguan serupa terhadap ionosfer tercatat setelah erupsi Gunung Pinatubo di Filipina yang terjadi di tahun 1991.
Dr. Genge menambahkan: "Victor Hugo penulis novel berjudul Les Miserables mengatakan tentang Battle of Waterloo: 'langit berawan yang tidak biasa cukup untuk membawa dunia pada akhirnya'. Kini kita satu langkah lebih dekat untuk memahami peran Gunung Tambora pada peperangan yang terjadi di belahan dunia lain dari dimana Gunung Tambora tersebut berada.
Sumber: Independent.co.uk
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News