Menghubungkan Industri Perikanan dengan Inovasi Digital

Menghubungkan Industri Perikanan dengan Inovasi Digital
info gambar utama

[Jakarta, 2018] Minapoli bersama dengan Amoeba (by Telkom Indonesia) pada hari Senin, 7 Mei 2018 menyelenggarakan sebuah event penting bagi industri perikanan yaitu Digifish 2018 dengan tema “Connecting Aquaculture Through Digital Innovation” di Menara Multimedia Telkom. Acara ini dihadiri oleh para stakeholder perikanan dan budidaya dari berbagai kota di Indonesia baik dari Feedmill, petambak udang, petani ikan, institusi pendidikan, pemerintahan dan juga media.

Tujuan dari diadakannya event ini adalah untuk membangun network dan bekerjasama untuk memajukan industri perikanan melalui inovasi digital sekaligus mempertemukan startup digital dengan pelaku industri perikanan untuk menjalin sinergi yang lebih baik dalam mendukung perkembangan industri perikanan. Bagi para startup event ini juga memberikan gambaran terkini dari kondisi perikanan dan kebutuhan inovasi digital dalam perikanan budidaya.

“Event ini merupakan bentuk kepedulian kami untuk mengembangkan dan menjembatani pertemuan antara industri digital dengan para pelaku industri. Dimana kita bisa saling bersinergi,” ujar Rully Setya Purnama, CEO Minapoli dalam kata sambutannya di awal acara ini. Hal serupa juga disampaikan oleh Fauzan Feisal, Coordinator Digital Amoeba (Telkom Indonesia), “Sekarang adalah saatnya kita melakukan Co-Opetition bukan lagi Competition untuk dapat membangun industri perikanan, disinilah kami mengajak Minapoli untuk bekerjasama dan saling berkolaborasi.” Pada event ini juga dilakukan penandatanganan MOU antara Telkom Indonesia dengan Minapoli, sebagai bentuk kerjasama kedua belah pihak untuk mengembangkan teknologi digital untuk industri perikanan tanah air.

Acara ini dibuka oleh Bapak Slamet Soebjakto, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dalam pembukaannya yang bertema, “Kebijakan KKP dalam Optimalisasi Industri Akuakultur”, Bapak Slamet menyampaikan bahwa salah satu Nawa Cita dari Bapak Presiden RI adalah memperkuat jati diri kita sebagai negara maritim dan saat ini kita harus bersiap untuk Transformasi Industrialisasi Akuakultur di tahun 2030. “Saya menyambut baik dan sangat mendukung kegiatan Digifish 2018 ini karena sejalan dengan Transformasi Industrialisasi Akuakultur di tahun 2030 dimana Automatisasi dan Digitalisasi ini akan semakin mendukung peningkatan produktifitas, lapangan kerja akan semakin tercipta untuk SDM yang terlatih, serta akses pasar yang semakin terbuka luas. Selain itu perkembangan teknologi digital dapat mengefisiensikan mata rantai pasok industri perikanan di masa yang akan datang.”

Sesi pertama dibuka oleh Bapak Robert Kusnadi, Wakil Ketua Bidang 1, Shrimp Club Indonesia yang membahas tentang “Kebutuhan Inovasi Teknologi dan Status Perudangan Nasional”. Bapak Robert menyatakan bahwa,” Dalam industri budidaya udang saat ini yang terjadi adalah fenomena luar biasa dari India dengan annual growth hingga 14,9% dari tahun 2010 – 2014, dan saat ini memiliki target produksi hingga tahun 2020 adalah 800.000 ton. Sementara total produksi Indonesia saat ini baru mencapai angka 390.000 ton per tahun. Jadi memang inovasi teknologi dan digital ini sangat diperlukan dan memang sudah diterapkan oleh SCI, misalnya untuk memonitor kualitas air, pemberian pakan otomatis, dan lain sebagainya.”

Materi kedua membahas topik Water Quality Monitoring System dan Big Data dalam Akuakultur yang disampaikan oleh Bapak Aryo Wiryawan, Chairman JALA. “90% tambak udang di dunia pasti memiliki setidaknya 1 jenis penyakit di kolam yang siap menyerang saat sistem imun udang menurun. Serangan penyakit pada udang berdampak sangat fatal dan merugikan petambak hingga ratusan juta rupiah. Kondisi air tambak yang buruk sangat berperan dalam penurunan sistem imun udang. Oleh sebab itu kami memanfaatkan IoT dan Big Data untuk memonitor kualitas air tambak dan untuk membantu petambak mengontrol kualitas air yang pada akhirnya akan meminimalkan serangan penyakit ke udang. Data yang dikumpulkan oleh sensor dan input dari petambak akan menghasilkan saran untuk melakukan water treatment, evaluasi produktifitas tambak serta mengenali pola serangan penyakit di wilayah tambak. Water Quality Monitoring System yang diciptakan oleh JALA memungkinkan data yang diperoleh adalah real time data dan mempermudah farm management.”

“Saat ini kita berada di peralihan menuju revolusi industri ke-empat yaitu Sistem Cyber Physical dimana ini adalah era tumbuhya Intelligent Aquaculture,” ujar Bapak Gibran Huzaifah, CEO eFishery saat memberikan presentasinya mengenai Peran Internet of Things (IoT) dalam Industri Perikanan. Teknologi digital dan dapat membantu petani dan petambak menjadi lebih untung dan dengan alat yang tepat kita dapat melihat perilaku pemberian pakan yang tepat dan meningkatkan profit, mendapatkan data yang tepat untuk meningkatkan hasil panen hingga menggunakan algoritma yang tepat untuk mengurangi resiko dengan tepat, cepat dan akurat. “Teknologi eFishery dapat mengolah data yang didapatkan dari mesin autofeedernya, sensor kualitas air, data dari satelit cuaca dan membangung mesin dengan learning algorithm yang dapat memprediksi dan memberikan kredit skor dalam skala yang luas,” tambahnya.

Pada Pitching Session dihadirkan dua startup digital dari Amoeba yaitu inFishta dan Smarteye. InFishta merupakan startup Fin-Tech yang khusus memberikan bantuan akses permodalan bagi petani ikan, petambak udang dan budidaya hasil laut lainnya dengan berbasis syariah. Sementara Smarteye merupakan startup digital yang memanfaatkan teknologi virtual dan augmented reality yang dapat membantu meningkatkan produktivitas dan meminimalisasi resiko dengan memperlihatkan lokasi maupun area tertentu tanpa perlu datang dan melihat langsung ke lapangan.

Sesi Kedua dibuka oleh Bapak Coco Kokarkin, Direktur Perbenihan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang membahas mengenai Kebijakan KKP dalam mendukung Inovasi Perikanan Budidaya. “Kita memiliki banyak peluang di area budidaya ikan dan juga memasarkan produk-produk olahan ikan misalnya membuat aplikasi jual beli online produk hasil budidaya dan olahan ikan hingga jasa transportasi pengiriman ikan konsumsi dan ikan hidup. Selain itu dalam menghadapi MEA kita perlu menyiapkan teknologi yang mendukung perikanan dan kelautan yang berkelanjutan,” ujar beliau.

Selanjutnya Bapak Ahmad Rizqy Akbar, CEO Growpal menyampaikan materi mengenai Solusi Pendanaan Usaha Budidaya Perikanan. “Growpal memungkinkan petani untuk memperoleh modal untuk mengembangkan usahanya, pemilik lahan dapat memanfaatkan lahannya dan investor dapat memiliki akses untuk melakukan investasi di perikanan. Saat ini lahan yang sudah digunakan adalah seluas 30 Hektar lebih dan sudah menyalurkan dana investasi lebih dari Rp. 17,5 Miliar,” ujar Rizqy.

“Misi saya adalah untuk menjadi petani ikan yang berhasil dan sukses, menunjukkan bahwa menjadi petani ikan pun jika bersungguh-sungguh dan mau menggunakan teknologi terbaru berpikir untuk maju pasti akan berhasil,” ungkap Bapak Agus Purnomo Wibisono, COO IWA-KE saat berbicara di depan para peserta seminar sebagai Pembudidaya Ikan di Era Digital. “Kami menggunakan dan memanfaatkan teknologi digital untuk membeli peralatan di kolam, kami juga menggunakan hasil-hasil penelitian yang dapat dimanfaatkan bersama. IWA-KE juga berkesempatan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai manfaat ikan, cara mengolah ikan yang baik dan benar di salah satu pusat perbelanjaan terkemuka di Kota Tangerang,” tutupnya.

Pembicara terakhir adalah Bapak Bagus Facsi, CEO Fishby yang membahas mengenai Pembiayaan Usaha Budidaya Ikan Air Tawar. Fishby juga merupakan Fin-Tech berbasis syariah yang khusus memberikan akses permodalan bagi pembudidaya ikan air tawar. “Tugas Fishby adalah menggalang dana untuk para petani ikan sesuai dengan perjanjian awal dengan para investor. Para investor cukup menginvestasikan dananya melalui website Fishby berdasarkan projek yang sedang di kelola. Cara ini memungkinkan petani untuk melakukan budidaya ikan tanpa kebingungan modal, dengan bagi hasil yang tinggi, tidak ada hutang dan memudahkan akses bantuan teknis,” ujar Bagus.

Dalam event ini Permata Kreasi Media diwakili oleh Bapak Ruri Sarasono, juga memberikan informasi mengenai kegiatan penting perikanan di penghujung tahun ini yaitu Aquatica Asia dan IndoAqua 2018 yang akan diselenggarakan di Jakarta International Expo Kemayoran pada tanggal 28 – 30 November 2018. Selain tradeshow acara ini juga akan dimeriahkan dengan adanya Festival Ikan Nusantara.


Sumber: minapoli

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini